BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian
besar masyarakat kita biasanya kurang memperhatikan masalah gizi yang terkandung
dalam makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Masalah gizi ini cukup kompleks
karena tingkat kemiskinan di Indonesia cukup tinggi sehingga banyak masyarakat
menengah kebawah yang kurang memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang
mereka konsumsi.
Masyarakat
menengah ke bawah di negara ini hanya berpedoman ‘ yang penting kenyang’.
Makanan yang mengenyangkan itu belum tentu mengandung kandungan gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh setiap harinya. Setiap hari tubuh membutuhkan makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Bila tubuh
kekurangan zat-zat tersebut maka tubuh bisa menjadi lemah dan bisa
mengakibatkan penyakit, seperti avitaminosis, pelagra, ekzema dermatitis, kwasiokor
pada anak-anak, marasmus, anemia, penyakit mata, dll. Namun, bila tubuh
kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat mengakibatkan tubuh terserang penyakit
seperti obesitas, kolesterol meningkat, hipertensi, dll.
Asupan
gizi masyarakat Indonesia biasanya hanya terdiri dari karbohidrat, protein, dan
lemak. Masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah kebawah biasanya tidak
terlalu memperhatikan asupan vitamin dan mineral yang terkandung dalam
buah-buahan dan sayur. Masyarakat kita biasanya hanya makan dengan nasi dan
lauk. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan yang rendah yang memaksa
mereka hanya makan seadanya.
Makanan
yang mengandung gizi yang seimbang dan dalam takaran yang seimbang menyebabkan
keseimbangan dalam tubuh terjaga. Asupan gizi yang cukup menyebabkan
organ-organ tubuh kita dapat berfungsi dengan maksimal. Bila fungsi tubuh
berfungsi dengan maksimal maka aktivitas kita sehari-hari pun dapat berlangsung
dengan lancar.
Makanan
bergizi menurut website bersamatoba.com adalah makanan yang cukup kualitas dan
kuantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan. Makanan adalah dikatakan sehat jika makanan itu
mengandung protein karbohidrat, miniral, lemak, dan bervitamin. Makanan yang
sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan mengganti sel-sel tubuh yang
sudah rusak, dilain hal makanan juga akan menghasilkan panas dan energi didalam
tubuh kita. Protein, Mineral, air, makanan yang mengandung unsur ini berperan
penting didalam membangun sel jaringan tubuh, kemudian karbohidrat dan lemak
unsur yang berguna untuk memberi tenaga sehingga kita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari. Vitamin dan Mineral juga sangat penting bagi tubuh, unsur ini
berperan dalam pengatur pekerjaan jaringan tubuh. Unsur-unsur makanan yang
dikomsumsi seharusnya diperhatikan jumlah keseimbangannya sesuai dengan
kebutuhan tubuh seseorang. Protein dapat dijumpai seperti pada protein hewani
misalnya pada makanan ikan, daging dan telur sedangkan protein nabati terdapat
pada tumbuh-tumbuhan yakni tahu, tempe dan kacang-kacangan. Lemak juga berguna
untuk penghasil panas dan energi seperti sama halnya dengan karbohidrat karena
lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan persediaan energi, dan lemak
makanan dapat dijumpai pada hewan, susu, keju, dan kuning telur, ada juga dari
tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, kacang serta jagung. Selain itu tubuh
kita juga memerlukan air, di dalam tubuh air sangat berguna sebagai pelarut
membantu proses kimiawi saluran pencernaan, mempertahankan konsentrasi garam
dalam jaringan tubuh. (http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html)
Salah
satu organ tubuh yang akan berfungsi dengan maksimal bila mendapat asupan gizi
yang seimbang adalah otak. Dengan maksimalnya fungsi otak maka kita dapat menjalankann
fungsi otak dengan berfikir secara optimal. Otak yang berfungsi dengan maksimal
menyebabkan daya ingat otak semakin meningkat dan kecerdasan semakin meningkat.
Dengan meningkatnya kecerdasan maka
prestasi siswa pun dapat semakin meningkat. Meningkatnya tingkat kecerdasan
siswa melalui asupan gizi yang seimbang dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang ada.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi
masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Masyarakat Indonesia yang kurang
memperhatikan asupan gizi yang mereka konsumsi.
2.
Makanan yang tidak mengandung gizi yang
seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh akan menyebabkan penyakit.
3.
Kurang perhatiannya masyarakat terhadap
kandungan gizi makanan yang mereka
konsumsi
4.
Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia
yang rendah menyebabkan asupan gizi kurang memenuhi kriteria asupan gizi seimbang.
5.
Pentingnya makan bergizi seimbang untuk
mengoptimalkan kinerja otak dan organ tubuh lainnya.
C. Fokus Penelitian
Penelitian
ini difokuskan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 DEPOK tahun ajaran
2009-2010.
D. RUMUSAN MASALAH
Adakah
korelasi antara kandungan gizi yang dikonsumsi dengan tingkat kecerdasan siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 DEPOK tahun
ajaran 2009-2010 ?
E. Tujuan Penelitian
1.
Terjadi peningkatan gizi yang dikonsumsi
siswa per harinya.
2.
Kecerdasan siswa dapat meningkat karena
kandungan gizi yang dikonsumsi Memenuhi 4 Sehat 5 Sempurna.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan korelasi antara gizi yang dikonsumsi dengan tingkat kecerdasan.
2.
Manfaat praktis
a.
Bagi orang tua
Memberikan
masukan kepada orang tua bahwa kandungan gizi yang seimbang dapat meningkatkan
kecerdasan.
b.
Bagi siswa
Kecerdasan
siswa dapat meningkat karena kandungan gizi yang dikonsumsi setiap hari
meningkat.
BAB
II
LANDASAN
TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1.
Gizi / makanan bergizi
Makanan Bergizi Seimbang adalah
makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari yang mengandunmg zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat
tenaga berasal dari karbohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat: beras, sagu,
jagung, ubi, singkong, roti, sukun, gula murni, dan padanannya. Zat pembangun
dari protein. Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam, hati, telur, susu, dan
hasil olahannya. Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan dan
padanannya. Zat pengatur dari vitamin dan mineral. Sumber vitamin dan mineral
banyak pada sayuran dan buah-buahan. (http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/)
Makanan bergizi adalah makanan yang
cukup kualitas dan kuantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Makanan adalah dikatakan sehat jika
makanan itu mengandung protein karbohidrat, miniral, lemak, dan bervitamin. Makanan
yang sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan mengganti sel-sel tubuh
yang sudah rusak, dilain hal makanan juga akan menghasilkan panas dan energi
didalam tubuh kita. Protein, Mineral, air, makanan yang mengandung unsur ini
berperan penting didalam membangun sel jaringan tubuh, kemudian karbohidrat dan
lemak unsur yang berguna untuk memberi tenaga sehingga kita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari. Vitamin dan Mineral juga sangat penting bagi tubuh, unsur ini
berperan dalam pengatur pekerjaan jaringan tubuh. Unsur-unsur makanan yang
dikomsumsi seharusnya diperhatikan jumlah keseimbangannya sesuai dengan
kebutuhan tubuh seseorang. Protein dapat dijumpai seperti pada protein hewani
misalnya pada makanan ikan, daging dan telur sedangkan protein nabati terdapat
pada tumbuh-tumbuhan yakni tahu, tempe dan kacang-kacangan. Lemak juga berguna
untuk penghasil panas dan energi seperti sama halnya dengan karbohidrat karena
lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan persediaan energi, dan lemak
makanan dapat dijumpai pada hewan, susu, keju, dan kuning telur, ada juga dari
tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, kacang serta jagung. Selain itu tubuh
kita juga memerlukan air, di dalam tubuh air sangat berguna sebagai pelarut
membantu proses kimiawi saluran pencernaan, mempertahankan konsentrasi garam
dalam jaringan tubuh. (http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html)
Ahli Gizi dari Persatuan Gizi
Indonesia (Persagi) Ida Ruslita Amir, M.kes, zat gizi terdiri atas zat makro,
yaitu lemak, karbohidrat, dan protein, serta zat mikro, yakni protein, vitamin,
dan mineral serta air. Makanan berfungsi memberikan energi (lemak, karbohidrat,
protein) serta sebagai pertahanan tubuh dan penting untuk pertumbuhan (protein,
vitamin dan mineral, air). Sumber protein dan kalsium yang baik untuk aktivitas
sehari- hari juga bisa didapat dari susu.(http://lifestyle.okezone.com/read/2009/12/26/27/288300/27/kenali-makanan-bergizi-sejak-dini)
Makanan merupakan suatu kebutuhan
yang sangat penting bagi kehidupan karena dari makanan manusia mendapatkan
sumber tenaga atau kekuatan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab,
itu perlu diperhatikan jenis dan mutu makanan yang dikonsumsi yaitu:
a.
Tinggi serat
b.
Rendah lemak
c.
Mengandung gizi seimbang
Makanan Bergizi Seimbang adalah
makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari yang mengandunmg zat
tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat
tenaga berasal dari karbohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat: beras, sagu,
jagung, ubi, singkong, roti, sukun, gula murni, dan padanannya. Zat pembangun
dari protein. Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam, hati, telur, susu, dan
hasil olahannya. Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan dan
padanannya. Zat pengatur dari vitamin dan mineral. Sumber vitamin dan mineral
banyak pada sayuran dan buah-buahan. (http://adaaja.com/pengertian-makanan-bergizi/)
Gizi seimbang yang dimaksud oleh Direktorat
Gizi, Depkes RI yang tertuang dalam blog http://yusthatitik.multiply.com
adalah pertama: sumber zat tenaga yaitu padi-padian, umbi-umbian, dan
tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua: sumber zat pengatur
yaitu sayuran dan buah-buahan yang digambarkan di tengah kerucut. Ketiga:
sumber zat pembangun yaitu kacang-kacangan, makanan hewani, dan olahannya. Bagian
atas kerucut akan disebut Gizi Seimbang jika makanan yang kita makan
sehari-hari mencakup ketiga kelompok makanan tersebut dengan masing-masing
kelompok dipilih satu atau beberapa jenis makanan. Susu merupakan salah satu
jenis makanan pada kelompok ketiga. Apabila kita tidak mengkonsumsi susu maka
kebutuhan zat pembangun/protein dapat diambil dari jenis makanan lain yang
termasuk dalam kelompok ketiga tadi. (http://yusthatitik.multiply.com/journal/item/9/4_sehat_5_sempurna_---_Gizi_Seimbang)
Konsep gizi sebagai ilmu
pengetahuan/ Sains dikaitkan dengan kesehatan tubuh, yaitu menyediakan energi,
membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan
di dalam tubuh. Berkembang dikaitkan dengan potensi ekonomi karenan gizi
berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja (
Ari Yuniastuti, 2008 : 2) .
Secara singkat, makanan bergizi
dapat diartikan sebagai makanan yang mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh
yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Zat tenaga terdapat dalam makanan yang
mengandung misalnya nasi atau roti, zat pembangun terdapat dalam makanan yang
mengandung protein baik protein hewani maupun protein nabati,sedangkan zat
pengatur terdapat pada makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Selain itu
makanan yang mengandung serat dan rendah lemak juga baik bagi kesehatan tubuh.
2.
Kecerdasan/intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa
Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus
dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh
Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan
adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal
pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa
Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan
penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Alfred Binet, tokoh perintis
pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen,
yaitu
a.
Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan
tindakan
b.
Kemampuan untuk mengubah arah tindakan
setelah tindakan tersebut dilaksanakan
c.
Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri
atau melakukan auto criticism
Super dan Cities mendefinisikan
intelegensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau
belajar dari pengalaman.
J. P. Guilford menjelaskan bahwa
tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat
konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang
logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu
proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan
berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh,
Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor
khusus.
K. Buhler mengatakan bahwa
intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
George D. Stoddard (1941)
menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang
bercirikan:
a.
Mengandung kesukaran
b.
Kompleks
c.
Abastrak
d.
Diarahkan pada tujuan
e.
Ekonomis
f.
Bernilai sosial
Garett (1946) mendefinisikan
intelegensi setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk
memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan
simbol-simbol.
Bischof, psikolog Amerika (1954)
mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
Lewis Hedison Terman memberikan
pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan
baik (lih. Hariman, 1958).
David Wechsler (1958)
mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Thorndike (lih. Skinner, 1959)
sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang
dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai
terhadap stimulus yang diterimanya.
Freeman (1959) memandang
intelegensi sebagai
a.
Kemampuan untuk menyatukan
pengalaman-pengalaman,
b.
Kemampuan untuk belajar dengan lebih
baik,
c.
Kemampuan untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual,
dan
d.
Kemampuan untuk berpikir abstrak.
Heidenrich (1970) mendefinisikan
kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha
untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam
pemecahan masalah.
Sorenson (1977) intelegensi adalah
kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan lingkungan.
Suryabrata (1982) intelegensi
didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk
mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang
dihadapi.
Walters dan Gardnes (1986)
mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang
memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi
seksistensi suatu budaya tertentu.
Secara garis besar Sutisna Senjaya
menyimpulkan bahwa inteligensi adalah
a.
Kemampuan untuk berfikir secara
konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)
b.
Kemampuan berfikir secara abstrak
c.
Kemampuan berfikir dan bertindak secara
terarah, bertujuan, dan rasional
d.
Kemampuan untuk menyatukan
pengalaman-pengalaman
e.
Kemampuan untuk menggunakan apa yang
telah dipelajari
f.
Kemampuan untuk belajar dengan lebih
baik,
g.
Kemampuan untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual
h.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan
merespon terhadap situasi-situasi baru
i.
Kemampuan untuk memahami masalah dan
memecahkannya.
Karena intelegensi merupakan suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena
itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan
harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari
proses berpikir rasional itu.
Menurut Sutisna Senjaya dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu :Intelegensi merupakan suatu
kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi
dapat diamati secara langsung).Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah
pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul
daripadanya. (http://sutisna.com/pengetahuan/pengetian-intelegensi/)
Inteleg artinya pikiran, dengan
inteleg orang dapat menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian
satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan. Intelegensi adalah kecerdasan
pikiran atau sifat-sifat perbuatan cerdas (intelegen). Pengertian lain dari
intelegensi menurut panitia istilah paedagogik adalah daya menyesuaikan diri
dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir (Claparade dan
Stren). Menurut M. Zainal Abidin, intelegensi adalah kecerdasan pikir yang
cepat dan tepat dalam mengatasi atau memecahkan masalah. (http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/kajian-tentang-intelegensi/)
Claparde dan Stern mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap
situasi atau kondisi baru.
David Wechster (1986). Definisinya
mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan
kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain
kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara
efektif.
William Stern (1953) mengemukakan
batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan
tujuannya. William Stern juga berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar
tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu
berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Menurut Fadli Yanur intelegensi
adalah Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan
sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang). Kita hanya dapat
mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak.
Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui
“kelakuan intelegensinya”. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya
kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan
dan pendidikan pun memegang peranan. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya
senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan
menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu. (http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/intelegensi.html)
Donald Stener, seorang Psikolog
menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang
sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Sedangkan Riny Yunita berpebdapat
bahwa intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat
kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan
tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas
kerja otak. (http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/16/potensi-intelegensi/)
Inteligensi merupakan suatu konsep
mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Hal tersebut dikemukakan oleh Hek de Mayn di dalam blognya http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html.
Berdasarkan pengertian tradisional,
kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit
ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah),
dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis
(menjadi professor). Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak melulu ini saja.
Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti bakat,
ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang
harus juga dikembangkan. (http://dokter.indo.net.id/emosi.html)
Kecerdasan ialah istilah umum yang
digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur
dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga
pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia
berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk
mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk
kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun,
beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan.
Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam
berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan.
Stenberg& Slater (1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran
yang bertujuan dan adaptif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan)
Dari beberapa definisi yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut di atas, intelegensi dapat disimpulkan
sebagai kemampuan berfikir, dan bertindak secara rasional dalam memecahkan
suatu masalah.
B. KERANGKA BERFIKIR
Faktor
pendapatan masyarakat Indonesia yang umumnya rendah menyebabkan asupan gizi
yang dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak memenuhi standar gizi yang
dianjurkan. Kondisi seperti ini menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi rentan
terhadap berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi
yang seimbang.
Makanan
bergizi seimbang adalah makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari
yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan
kebutuhan tubuh (http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/
). Makanan bergizi seimbang merupakan faktor yang penting agar tubuh berfungsi
maksimal.
Keadaan
tubuh yang prima juga berpengaruh pada kenerja otak. Makanan dapat menjadi
salah satu faktor agar otak dapat bekerja dengan prima sehingga kecerdasan
dapat meningkat.
Penelitian
ini akan menggunakan metode kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan selama
proses pengumpulan data adalah metode kuantitatif survey. Teknik yang
dipergunakan dalam penggambilan data adalah non
partisipant observation dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara
langsung tetapi hanya bertindak sebagai pengamat independen.
Jika
makanan yang dikonsumsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran
2009-2010 mengandung kandungan gizi yang seimbang, maka tingkat kecerdasan
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2009-2010 akan meningkat.
Dengan
kecerdasan ynag meningkat, prestasi siswa pun akan meningkat. Hal ini berguna
bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan adanya
peningkatan kualitas sumber daya manusia maka bangsa Indonesia pun dapat mampu
bersaing di dunia Internasional.
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Ada
pengaruh antara kandungan gizi yang terdapat dalam makanann yang dikonsumsi
siswa kelasa XI IPA 1 dengan tingkat kecerdasan siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2009-2010.
BAB
III
PROSEDUR
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini guna menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis adalah metode kuantitatif survey. Metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2009 : 2). Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2009 : 7) disebut sebagai
metode positivistik karena berlandasan pada filsafat positivisme. Metode ini
sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah
yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur, dan sistematis. Jenis-jenis
penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamian
obyek yang diteliti. Berdasarkan tingat kealamian, Sugiyono (2009 : 4) mengelompokkan mejadi metode penelitian
eksperimen, survey, dan naturalistik.
B. Populasi Dan Sampel
1.
Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok beserta keluarganya yang dalam hal ini
mencakup kedua orang tua dan atau juru masak di rumah. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2009 :80 ).
2.
Sampel
Sampel yang digunakan sebagai
sumber data akan diambil dari setiap kelas IPA SMA Negeri 1 Depok yang
berjumlah 3 kelas, setiap kelas akan diambil 18 siswa. Sampel menurut Sugiyono
(2009:80) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut dan benar-benar mewakili populasi (representatif). Sampel
akan diambil dengan teknik probability
sampling dan dengan cara simple
random sampling. Probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel. Simpel Random Sampling dipelih karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono,
2009 : 82).
C. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian untuk kecerdasan siswa menggunakan instrumen yang berupa uji/tes IQ.
Untuk instrumen penelitian dari kandungan gizi, kami menggunakan pedoman gizi
dari makanan yang mngandung 4 sehat 5 sempurna dan tabel kandungan gizi
makanan. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2009 : 92) adalah instrumen
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, sehingga setiap unstrumen harus memiliki skala.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang akan digunakan adalah test dan observasi. Test yang
dipergunakan untuk pengumpulan data adalah tes IQ, test ini dilakukan guna
mengetahui tingkat kecerdasan/intelegensi siswa. Observasi yang akan dilakukan
adalah teknik observasi yang dalam proses pelaksanaannya bersifat non partisipant observation dalam hal
ini peneliti tidak terlibat secara langsung tetapi hanya bertindak sebagai
pengamat independen. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, wawancara dan
kuisioner. Sutrisno Hadi (1986) observasi adalah suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis 2
diantaranya yang terpenting adalah proses-proses ingatan dan pengamatan
(Sugiyono, 2009 : 145).
E. Teknik Analisis Data
Analisis
data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden/sumber data lain
terkumpul (Sugiyono, 2009 : 147). Teknik analisis data yang akan dipergunakan
dalam penelitian ini adalah statistik parametris. Statistik parametris
digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel. Pengertian dari
statistik adalah data yang diperoleh dari sampel (Sugiyono, 2009 : 149). Teknik
ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disusun dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,
Muhammad Zainal. 2010. Kajian tentang
Intelegensi. http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/kajian-tentang-intelegensi/.
26 April.
Ada
aja. 2010. Pengertian Makanan Bergizi.
http://adaaja.com/pengertian-makanan-bergizi/.
26 April.
Amir,
Ida Ruslita. 2010. Kenali Makanan Bergizi
sejak Dini. http://lifestyle.okezone.com/read/2009/12/26/27/288300/27/kenali-makanan-bergizi-sejak-dini
. 26 April.
Bersama
Toba. 2010. Ketahuilah, apa itu makanan
‘bergizi’. http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html
. 26 April.
Fadli
Yanur. 2010. Intelegensi. http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/intelegensi.html.
26 April.
Mayn,
Hek de . 2010. Intelegensi dan IQ. http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html.
26 April.
Riny
Yunita. 2010. Kenali Potensi Intelegensi
Anda. http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/16/potensi-intelegensi/
. 26 April.
Secapramana,
L. Verina H. 2010. Kecerdasan. http://dokter.indo.net.id/emosi.html.
26 April.
Sugiyono.
2009. Penelitian Kuantitatif Kualitatif
R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutisna
Senjaya. 2010. Pengetian Intelegensi.
http://sutisna.com/pengetahuan/pengetian-intelegensi/
. 26 April.
Wikipedia.
2010. Definisi Kecerdasan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan.
26 April.
Yayasan
Eureka Indonesia. 2010. Makanan Bergizi
Seimbang. http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/
. 26 April.
Yuniastuti,
Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yustha
Titik. 2010. 4 sehat 5 sempurna Gizi
Seimbang. http://yusthatitik.multiply.com/journal/item/9/4_sehat_5_sempurna_---_Gizi_Seimbang.
26 April .
0 comments:
Post a Comment