Friday, March 16, 2012

karya tulis : PROPOSAL PENELITIAN KORELASI ANTARA GIZI YANG DIKONSUMSI DENGAN TINGKAT KECERDASAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 DEPOK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat kita biasanya kurang memperhatikan masalah gizi yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Masalah gizi ini cukup kompleks karena tingkat kemiskinan di Indonesia cukup tinggi sehingga banyak masyarakat menengah kebawah yang kurang memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang mereka konsumsi.
Masyarakat menengah ke bawah di negara ini hanya berpedoman ‘ yang penting kenyang’. Makanan yang mengenyangkan itu belum tentu mengandung kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. Setiap hari tubuh membutuhkan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Bila tubuh kekurangan zat-zat tersebut maka tubuh bisa menjadi lemah dan bisa mengakibatkan penyakit, seperti avitaminosis, pelagra, ekzema dermatitis, kwasiokor pada anak-anak, marasmus, anemia, penyakit mata, dll. Namun, bila tubuh kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat mengakibatkan tubuh terserang penyakit seperti obesitas, kolesterol meningkat, hipertensi, dll.
Asupan gizi masyarakat Indonesia biasanya hanya terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah kebawah biasanya tidak terlalu memperhatikan asupan vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah-buahan dan sayur. Masyarakat kita biasanya hanya makan dengan nasi dan lauk. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan yang rendah yang memaksa mereka hanya makan seadanya.
Makanan yang mengandung gizi yang seimbang dan dalam takaran yang seimbang menyebabkan keseimbangan dalam tubuh terjaga. Asupan gizi yang cukup menyebabkan organ-organ tubuh kita dapat berfungsi dengan maksimal. Bila fungsi tubuh berfungsi dengan maksimal maka aktivitas kita sehari-hari pun dapat berlangsung dengan lancar.
Makanan bergizi menurut website bersamatoba.com adalah makanan yang cukup kualitas dan kuantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Makanan adalah dikatakan sehat jika makanan itu mengandung protein karbohidrat, miniral, lemak, dan bervitamin. Makanan yang sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, dilain hal makanan juga akan menghasilkan panas dan energi didalam tubuh kita. Protein, Mineral, air, makanan yang mengandung unsur ini berperan penting didalam membangun sel jaringan tubuh, kemudian karbohidrat dan lemak unsur yang berguna untuk memberi tenaga sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Vitamin dan Mineral juga sangat penting bagi tubuh, unsur ini berperan dalam pengatur pekerjaan jaringan tubuh. Unsur-unsur makanan yang dikomsumsi seharusnya diperhatikan jumlah keseimbangannya sesuai dengan kebutuhan tubuh seseorang. Protein dapat dijumpai seperti pada protein hewani misalnya pada makanan ikan, daging dan telur sedangkan protein nabati terdapat pada tumbuh-tumbuhan yakni tahu, tempe dan kacang-kacangan. Lemak juga berguna untuk penghasil panas dan energi seperti sama halnya dengan karbohidrat karena lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan persediaan energi, dan lemak makanan dapat dijumpai pada hewan, susu, keju, dan kuning telur, ada juga dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, kacang serta jagung. Selain itu tubuh kita juga memerlukan air, di dalam tubuh air sangat berguna sebagai pelarut membantu proses kimiawi saluran pencernaan, mempertahankan konsentrasi garam dalam jaringan tubuh. (http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html)
Salah satu organ tubuh yang akan berfungsi dengan maksimal bila mendapat asupan gizi yang seimbang adalah otak. Dengan maksimalnya fungsi otak maka kita dapat menjalankann fungsi otak dengan berfikir secara optimal. Otak yang berfungsi dengan maksimal menyebabkan daya ingat otak semakin meningkat dan kecerdasan semakin meningkat. Dengan meningkatnya kecerdasan  maka prestasi siswa pun dapat semakin meningkat. Meningkatnya tingkat kecerdasan siswa melalui asupan gizi yang seimbang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
B.     Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Masyarakat Indonesia yang kurang memperhatikan asupan gizi yang mereka konsumsi.
2.      Makanan yang tidak mengandung gizi yang seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh akan menyebabkan penyakit.
3.      Kurang perhatiannya masyarakat terhadap kandungan gizi  makanan yang mereka konsumsi
4.      Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang rendah menyebabkan asupan gizi kurang memenuhi kriteria asupan gizi seimbang.
5.      Pentingnya makan bergizi seimbang untuk mengoptimalkan kinerja otak dan organ tubuh lainnya.
C.    Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 DEPOK tahun ajaran 2009-2010.
D.    RUMUSAN MASALAH
Adakah korelasi antara kandungan gizi yang dikonsumsi dengan tingkat kecerdasan siswa kelas XI IPA  SMA Negeri 1 DEPOK tahun ajaran 2009-2010 ?
E.     Tujuan Penelitian
1.      Terjadi peningkatan gizi yang dikonsumsi siswa per harinya.
2.      Kecerdasan siswa dapat meningkat karena kandungan gizi yang dikonsumsi Memenuhi 4 Sehat 5 Sempurna.
F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan korelasi antara gizi yang dikonsumsi dengan tingkat kecerdasan.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi orang tua
Memberikan masukan kepada orang tua bahwa kandungan gizi yang seimbang dapat meningkatkan kecerdasan.
b.      Bagi siswa
Kecerdasan siswa dapat meningkat karena kandungan gizi yang dikonsumsi setiap hari meningkat.






BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Deskripsi Teori
1.      Gizi / makanan bergizi
Makanan Bergizi Seimbang adalah makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari yang mengandunmg zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat tenaga berasal dari karbohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat: beras, sagu, jagung, ubi, singkong, roti, sukun, gula murni, dan padanannya. Zat pembangun dari protein. Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam, hati, telur, susu, dan hasil olahannya. Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan dan padanannya. Zat pengatur dari vitamin dan mineral. Sumber vitamin dan mineral banyak pada sayuran dan buah-buahan. (http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/)
Makanan bergizi adalah makanan yang cukup kualitas dan kuantitasnya serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Makanan adalah dikatakan sehat jika makanan itu mengandung protein karbohidrat, miniral, lemak, dan bervitamin. Makanan yang sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, dilain hal makanan juga akan menghasilkan panas dan energi didalam tubuh kita. Protein, Mineral, air, makanan yang mengandung unsur ini berperan penting didalam membangun sel jaringan tubuh, kemudian karbohidrat dan lemak unsur yang berguna untuk memberi tenaga sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Vitamin dan Mineral juga sangat penting bagi tubuh, unsur ini berperan dalam pengatur pekerjaan jaringan tubuh. Unsur-unsur makanan yang dikomsumsi seharusnya diperhatikan jumlah keseimbangannya sesuai dengan kebutuhan tubuh seseorang. Protein dapat dijumpai seperti pada protein hewani misalnya pada makanan ikan, daging dan telur sedangkan protein nabati terdapat pada tumbuh-tumbuhan yakni tahu, tempe dan kacang-kacangan. Lemak juga berguna untuk penghasil panas dan energi seperti sama halnya dengan karbohidrat karena lemak dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan persediaan energi, dan lemak makanan dapat dijumpai pada hewan, susu, keju, dan kuning telur, ada juga dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa, kacang serta jagung. Selain itu tubuh kita juga memerlukan air, di dalam tubuh air sangat berguna sebagai pelarut membantu proses kimiawi saluran pencernaan, mempertahankan konsentrasi garam dalam jaringan tubuh. (http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html)
Ahli Gizi dari Persatuan Gizi Indonesia (Persagi) Ida Ruslita Amir, M.kes, zat gizi terdiri atas zat makro, yaitu lemak, karbohidrat, dan protein, serta zat mikro, yakni protein, vitamin, dan mineral serta air. Makanan berfungsi memberikan energi (lemak, karbohidrat, protein) serta sebagai pertahanan tubuh dan penting untuk pertumbuhan (protein, vitamin dan mineral, air). Sumber protein dan kalsium yang baik untuk aktivitas sehari- hari juga bisa didapat dari susu.(http://lifestyle.okezone.com/read/2009/12/26/27/288300/27/kenali-makanan-bergizi-sejak-dini)
Makanan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan karena dari makanan manusia mendapatkan sumber tenaga atau kekuatan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh sebab, itu perlu diperhatikan jenis dan mutu makanan yang dikonsumsi yaitu:
a.       Tinggi serat
b.      Rendah lemak
c.       Mengandung gizi seimbang
Makanan Bergizi Seimbang adalah makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari yang mengandunmg zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat tenaga berasal dari karbohidrat dan lemak. Sumber karbohidrat: beras, sagu, jagung, ubi, singkong, roti, sukun, gula murni, dan padanannya. Zat pembangun dari protein. Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam, hati, telur, susu, dan hasil olahannya. Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan dan padanannya. Zat pengatur dari vitamin dan mineral. Sumber vitamin dan mineral banyak pada sayuran dan buah-buahan. (http://adaaja.com/pengertian-makanan-bergizi/)
Gizi seimbang yang dimaksud oleh Direktorat Gizi, Depkes RI yang tertuang dalam blog http://yusthatitik.multiply.com adalah pertama: sumber zat tenaga yaitu padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua: sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buahan yang digambarkan di tengah kerucut. Ketiga: sumber zat pembangun yaitu kacang-kacangan, makanan hewani, dan olahannya. Bagian atas kerucut akan disebut Gizi Seimbang jika makanan yang kita makan sehari-hari mencakup ketiga kelompok makanan tersebut dengan masing-masing kelompok dipilih satu atau beberapa jenis makanan. Susu merupakan salah satu jenis makanan pada kelompok ketiga. Apabila kita tidak mengkonsumsi susu maka kebutuhan zat pembangun/protein dapat diambil dari jenis makanan lain yang termasuk dalam kelompok ketiga tadi. (http://yusthatitik.multiply.com/journal/item/9/4_sehat_5_sempurna_---_Gizi_Seimbang)
Konsep gizi sebagai ilmu pengetahuan/ Sains dikaitkan dengan kesehatan tubuh, yaitu menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan di dalam tubuh. Berkembang dikaitkan dengan potensi ekonomi karenan gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja ( Ari Yuniastuti, 2008 : 2) .
Secara singkat, makanan bergizi dapat diartikan sebagai makanan yang mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.  Zat tenaga terdapat dalam makanan yang mengandung misalnya nasi atau roti, zat pembangun terdapat dalam makanan yang mengandung protein baik protein hewani maupun protein nabati,sedangkan zat pengatur terdapat pada makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Selain itu makanan yang mengandung serat dan rendah lemak juga baik bagi kesehatan tubuh.
2.      Kecerdasan/intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”,  sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu
a.       Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan
b.      Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan
c.       Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism
Super dan Cities mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.
J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus.
K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
George D. Stoddard (1941) menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan:
a.       Mengandung kesukaran
b.      Kompleks
c.       Abastrak
d.      Diarahkan pada tujuan
e.       Ekonomis
f.       Bernilai sosial
Garett (1946) mendefinisikan intelegensi setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik (lih. Hariman, 1958).
David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai
a.       Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman,
b.      Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
c.       Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan
d.      Kemampuan untuk berpikir abstrak.
Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.
Sorenson (1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Suryabrata (1982) intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.
Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi seksistensi suatu budaya tertentu.
Secara garis besar Sutisna Senjaya menyimpulkan bahwa inteligensi adalah
a.       Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)
b.      Kemampuan berfikir secara abstrak
c.       Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional
d.      Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman
e.       Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari
f.       Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
g.      Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual
h.      Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru
i.        Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya.
Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Menurut Sutisna Senjaya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu :Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. (http://sutisna.com/pengetahuan/pengetian-intelegensi/)
Inteleg artinya pikiran, dengan inteleg orang dapat menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan. Intelegensi adalah kecerdasan pikiran atau sifat-sifat perbuatan cerdas (intelegen). Pengertian lain dari intelegensi menurut panitia istilah paedagogik adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir (Claparade dan Stren). Menurut M. Zainal Abidin, intelegensi adalah kecerdasan pikir yang cepat dan tepat dalam mengatasi atau memecahkan masalah. (http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/kajian-tentang-intelegensi/)
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
William Stern (1953) mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern juga berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Menurut Fadli Yanur intelegensi adalah Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang). Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu. (http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/intelegensi.html)
Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Sedangkan Riny Yunita berpebdapat bahwa intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. (http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/16/potensi-intelegensi/)
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Hal tersebut dikemukakan oleh Hek de Mayn di dalam blognya http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html.
Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis (menjadi professor). Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak melulu ini saja. Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang harus juga dikembangkan. (http://dokter.indo.net.id/emosi.html)
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis. Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg& Slater (1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan)
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut di atas, intelegensi dapat disimpulkan sebagai kemampuan berfikir, dan bertindak secara rasional dalam memecahkan suatu masalah.


B.     KERANGKA BERFIKIR
Faktor pendapatan masyarakat Indonesia yang umumnya rendah menyebabkan asupan gizi yang dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak memenuhi standar gizi yang dianjurkan. Kondisi seperti ini menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi yang seimbang.
Makanan bergizi seimbang adalah makanan beraneka ragam yang dikonsumsi dalam satu hari yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuh (http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/ ). Makanan bergizi seimbang merupakan faktor yang penting agar tubuh berfungsi maksimal.
Keadaan tubuh yang prima juga berpengaruh pada kenerja otak. Makanan dapat menjadi salah satu faktor agar otak dapat bekerja dengan prima sehingga kecerdasan dapat meningkat.
Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan selama proses pengumpulan data adalah metode kuantitatif survey. Teknik yang dipergunakan dalam penggambilan data adalah non partisipant observation dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara langsung tetapi hanya bertindak sebagai pengamat independen.
Jika makanan yang dikonsumsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2009-2010 mengandung kandungan gizi yang seimbang, maka tingkat kecerdasan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok tahun ajaran 2009-2010 akan meningkat.
Dengan kecerdasan ynag meningkat, prestasi siswa pun akan meningkat. Hal ini berguna bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia maka bangsa Indonesia pun dapat mampu bersaing di dunia Internasional.
C.    HIPOTESIS PENELITIAN
Ada pengaruh antara kandungan gizi yang terdapat dalam makanann yang dikonsumsi siswa kelasa XI IPA 1 dengan tingkat kecerdasan siswa kelas XI IPA  tahun ajaran 2009-2010.



















BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini guna menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis adalah metode kuantitatif survey. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009 : 2). Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2009 : 7) disebut sebagai metode positivistik karena berlandasan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, obyektif, terukur, dan sistematis. Jenis-jenis penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamian obyek yang diteliti. Berdasarkan tingat kealamian, Sugiyono (2009 : 4)  mengelompokkan mejadi metode penelitian eksperimen, survey, dan naturalistik.
B.     Populasi Dan Sampel
1.      Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Depok beserta keluarganya yang dalam hal ini mencakup kedua orang tua dan atau juru masak di rumah. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2009 :80 ).
2.      Sampel
Sampel yang digunakan sebagai sumber data akan diambil dari setiap kelas IPA SMA Negeri 1 Depok yang berjumlah 3 kelas, setiap kelas akan diambil 18 siswa. Sampel menurut Sugiyono (2009:80) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan benar-benar mewakili populasi (representatif). Sampel akan diambil dengan teknik probability sampling dan dengan cara simple random sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel. Simpel Random Sampling dipelih karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2009 : 82).
C.    Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk kecerdasan siswa menggunakan instrumen yang berupa uji/tes IQ. Untuk instrumen penelitian dari kandungan gizi, kami menggunakan pedoman gizi dari makanan yang mngandung 4 sehat 5 sempurna dan tabel kandungan gizi makanan. Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2009 : 92) adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, sehingga setiap unstrumen harus memiliki skala.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah test dan observasi. Test yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah tes IQ, test ini dilakukan guna mengetahui tingkat kecerdasan/intelegensi siswa. Observasi yang akan dilakukan adalah teknik observasi yang dalam proses pelaksanaannya bersifat non partisipant observation dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara langsung tetapi hanya bertindak sebagai pengamat independen. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, wawancara dan kuisioner. Sutrisno Hadi (1986) observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis 2 diantaranya yang terpenting adalah proses-proses ingatan dan pengamatan (Sugiyono, 2009 : 145).
E.     Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden/sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2009 : 147). Teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah statistik parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui data sampel. Pengertian dari statistik adalah data yang diperoleh dari sampel (Sugiyono, 2009 : 149). Teknik ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah disusun dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.












DAFTAR PUSTAKA


Abidin, Muhammad Zainal. 2010. Kajian tentang Intelegensi. http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/kajian-tentang-intelegensi/. 26 April.
Ada aja. 2010. Pengertian Makanan Bergizi. http://adaaja.com/pengertian-makanan-bergizi/. 26 April.
Amir, Ida Ruslita. 2010. Kenali Makanan Bergizi sejak Dini. http://lifestyle.okezone.com/read/2009/12/26/27/288300/27/kenali-makanan-bergizi-sejak-dini . 26 April.
Bersama Toba. 2010. Ketahuilah, apa itu makanan ‘bergizi’. http://bersamatoba.com/tobasa/opini/ketauilah-apa-itu-makanan-bergizi.html . 26 April.
Fadli Yanur. 2010. Intelegensi. http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/intelegensi.html. 26 April.
Mayn, Hek de . 2010. Intelegensi dan IQ. http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html. 26 April.
Riny Yunita. 2010. Kenali Potensi Intelegensi Anda. http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/16/potensi-intelegensi/ . 26 April.
Secapramana, L. Verina H. 2010. Kecerdasan. http://dokter.indo.net.id/emosi.html. 26 April.
Sugiyono. 2009. Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutisna Senjaya. 2010. Pengetian Intelegensi. http://sutisna.com/pengetahuan/pengetian-intelegensi/ . 26 April.
Wikipedia. 2010. Definisi Kecerdasan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan. 26 April.
Yayasan Eureka Indonesia. 2010. Makanan Bergizi Seimbang. http://www.eurekaindonesia.org/makanan-bergizi-seimbang/ . 26 April.
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yustha Titik. 2010. 4 sehat 5 sempurna Gizi Seimbang. http://yusthatitik.multiply.com/journal/item/9/4_sehat_5_sempurna_---_Gizi_Seimbang. 26 April .

0 comments:

Post a Comment