1. Sumber Bahan Pencemaran akibat pembakaran hidrokarbon
a. Pembakaran
tidak sempurna
Pembakaran pada mesin kendaraan biasanya tidak sempurna sehingga asap
kendaraan mengandung karbon monoksida (CO), jelaga, dan sisa bahan bakar
(hidrokarbon).
b. Pengotor dalam
bahan bakar
Pembakaran bahan bakar fosil biasanya menghasilkan hasil samping oksida
belerang SO2 atau SO3 karena bahan bakar fosil biasanya
mengandung sedikit belerang.
c. Bahan aditif
dalam bahan bakar
TEL, Pb(C2H5)4 merupakan bahan aditif
pada bensin. Pembakaran bensin bertimbal akan menghasilkan partikel timah hitam
berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
Komposisi dari
suatu contoh asap kendaraan bermotor
Gas
|
% Volume
|
Nitrogen
|
78
|
Karbon dioksida
|
9
|
Karbon monoksida
|
6
|
Oksigen
|
4
|
Hidrogen
|
2
|
Hidrokarbon
|
0.2
|
Oksida nitrogen
|
0.05-0.4
|
Belerang dioksida
|
0.006
|
Terdapat juga
uap air dan karbon. Timbal terdapat dalam asap kendaraan yang menggunakan
bensin bertimbal.
3. Gas Hasil Pembakaran
a. Karbon dioksida (CO2)
Gas CO2 dihasilkan secara alami dari
proses pernafasan dan pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO2
tidak membahayakan kesehatan tetapi pada konsentrasi tinggi dapat menyebankan
pingsan karena CO2 menggantikan posisi O2 di dalam tubuh
sehinga tubuh kekurangan oksigen.
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar CO2 di udara dapat meningkatkan suhu permukaan
bumi. Peningkatan suhu bumi karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca
disebut pemanasan global. Pemanasan
global mempengaruhi iklim, mencairnya es di kutub, dan lain-lain.
Jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri yang
menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin meningkat sehingga jumlah CO2
yang dihasilkan juga semakin meningkat.
Sementara jumlah pepohonan semakin berkurang karena pembukaan lahan baru.
Akibatnya, pemanfaatan CO2 oleh tumbuhan juga semakin berkurang yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan CO2. Kadar CO2 di
udara menjadi berlebih dan membentuk lapisan CO2.
Sinar ultra violet (UV) dan sinar tampak yang berhasil
menembus atmosfer bumi sebagian diserap oleh berbagai makhluk maupun zat yang
ada di bumi dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke angkasa dalam bentuk sinar
inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO2 di atmosfer akan
menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi sehingga bumi tetap hangat
karena sinar inframerah tersebut membawa energi panas. Namun, jika lapisan CO2
terus bertambah maka akan meningkatkan suhu bumi. Gejala pemanasan bumi akibat
lapisan CO2 inilah yang disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek gas rumah kaca
sebenarnya berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
sekitar suhu 15oC, tanpa gas rumah kaca diperkirakan sekitar -25
oC.
a. Karbon monoksida (CO)
Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang
tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran
bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi di mesin motor, dapat menghasilkan
pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.
2 C8H18(g) + 17 O2(g)
→ 16 CO(g) + 18 H2O(g)
Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain
pembakaran tidak sempurna bensin adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi
pada proses industri, pembakaran sampah, pembakaran hutan, kapal terbang, dan
lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di udara adalah
pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%.
Gas
CO tidak berwarna dan berbau serta bersifat racun. Gas CO dapat menimbulkan
rasa sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam
darah melaui pernafasan, gas CO bereaksi dengan darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).
CO + Hb → COHb
Afinitas CO terhadap Hb 300 kali lebih besar daripada O2,
bahkan Hb yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh CO. Jadi CO
menghalangi fungsi vital Hb untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Ambang batas CO diudara
sebesar 20 ppm. Udara yang mengandung CO dengan kadar lebih dari 100 ppm akan
mengakibatkan sakit kepala dan gangguan pernafasan dan kadar yang lebih tinggi
dapat mengakibatkan kematian. Salah satu cara mencegah peningkatan kadar CO di
udara adalah dengan menggurangi penggunaan kendaraan bermotor dan memasang
pengubah katalik (catalytic converter).
Pengubah katalitik ini
berupa silinder dari baja yang berisi struktur seperti sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separo bagian pertama dari pengubah
katalitik terjadi reaksi:
Pada bagian berikutnya, jika masih ada hidrokarbon dan karbon monoksida
maka senyawa tersebut akan dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air.
0 comments:
Post a Comment