beberapa hari yang lalu saya membuat steak dan inilah hasilnya.........
taraaa.......
Resepnya menyusul yaa :))))
Thursday, August 30, 2012
ra jelas
hari ini kan ada acara makan makan gitu..
sayangnya dita enggak bisa ikut dengan berbagai alasan
Alhasil jadinya cuman berempat..
trereng
kita bertiga pesen steak -menu standar-
pesenan kita bertiga udah dateng dan akhirnya kita makan duluan deh
nah temen kita satu ini pesenannya spesial -iga penyet-
Dan alhasil dia malah kepedesan sendiri sampe nangis :p
antara geli sambil menahan tawa :p
habis selese makan eh malah pada ngecengin cewek dengan menunjukkan arah jam
hadeeh jadi pusing sendiri jalan sama mereka -___-
mana pada diajak pergi ngaretnya satu setengah jam sendiri lagi -_-
sayangnya dita enggak bisa ikut dengan berbagai alasan
Alhasil jadinya cuman berempat..
trereng
kita bertiga pesen steak -menu standar-
pesenan kita bertiga udah dateng dan akhirnya kita makan duluan deh
nah temen kita satu ini pesenannya spesial -iga penyet-
Dan alhasil dia malah kepedesan sendiri sampe nangis :p
antara geli sambil menahan tawa :p
habis selese makan eh malah pada ngecengin cewek dengan menunjukkan arah jam
hadeeh jadi pusing sendiri jalan sama mereka -___-
mana pada diajak pergi ngaretnya satu setengah jam sendiri lagi -_-
Saturday, August 4, 2012
cokelat monggo
Cokelat monggo merupakan salah satu makanan yang berbentuk cokelat yang menjadi salah satu ciri khas makanan dari Jogjakarta. Saya menyukai coklat ini karena terbuat dari dark chocolate. Saya menyukai dark chocolate karena rasanya tidak monoton dengna rasa manis saja tetapi juga terdapat rasa pahit yang menambah cita rasa. Aroma dari dark chocolate juga lebih enak karena tidak terlalu manis dan milky...
sampai saat ini saya masih menyukai coklat monggo dengan isi stawberry. Coklat ini terditi dari dark chocolate dengan filling selai strawberry yang manis dan asam. Sungguh perpaduan rasa yang nikmat ;))
Coklat monggo ini diproduksi di kawasan Kota Gedhe Yogyakarta. Tepatnya showroom dan factorynya terletak di Dalem Kg III/978 RT 043/RW 010 Kel. Purbayan Kotagedhe Yogyakarta Indonesia. Buka dari jam 08.00 - 17.00
Sampai saat saya membuat tulisan ini harga 1 coklat monggo seberat 40 gr seperti diatas adalah 13,5 k all variant di atas.
Selamat menikmati coklat monggo...yummy :9
MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR BUDAYA BERSEPEDA
MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
BUDAYA BERSEPEDA
Disusun oleh:
Nama :
Kristin Agustina Pratiwi
NIM :
11303241033
Prodi :
Pendidikan Kimia
PRODI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Sepeda memang
sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Sepeda merupakan alat transportasi yang
sering digunakan masyarakat dari masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.
Sepeda tidak mengenal batas derajat sosial seseorang karena disukai rakyat
sampai pejabat. Bahkan, sepeda bisa menembus batas wilayah karena keberadaannya
bisa ditemukan di kota dan di desa.
Akan
tetapi, seiring berjalannya waktu, kegemaran masyarakat untuk menggunakan
sepeda menjadi berkurang ditelan zaman. Masyarakat lebih suka menggunakan
kendaraan yang lebih modern, lebih cepat dan lebih menghemat waktu. Berbagai
kendaraan, seperti sepeda motor dan mobil telah menjadi raja jalanan yang
menguasai sepanjang jalan raya sampai jalan desa. Akibatnya polusi udara
mencemari lingkungan dan kemacetan tak terhindarkan.
Menggunakan
kendaraan modern seperti saat ini memang tidak bisa disalahkan karena hal itu
telah membantu aktivitas manusia. Akan tetapi, kurang bijak rasanya apabila
seseorang terlalu memaksakan diri untuk memiliki kendaraan seperti sepeda motor
dan mobil tapi hanya gengsi dan ambisi. Kalau memang aktivitas kita bisa
dijangkau sepeda, kenapa tidak kita menggunakannya.
Dengan
beraktivitas menggunakan sepeda, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan.
Bersepeda bisa membuat badan kita sehat karena bersepeda seperti berolahraga,
tidak menimbulkan polusi udara sehingga ramah lingkungan, dan bisa hemat biaya.
Budaya bersepeda harus selalu dilestarikan di tengah arus kendaraan modern yang
menguasai jalanan.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan
sejarah sepeda.
2. Menunjukkan
jenis-jenis sepeda.
3. Menunjukkan
budaya bersepeda pada saat ini.
4. Menunjukkan
upaya-upaya dalam melestarikan budaya bersepeda.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
sejarah sepeda?
2. Apa saja
jenis-jenis sepeda?
3. Bagaimana
budaya bersepeda pada saat ini?
4. Sebutkan
upaya-upaya dalam melestarikan budaya bersepeda?
BAB II
Sepeda merupakan kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang,
tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan oleh kaki untuk menjalankannya. Sejarah sepeda bermula dari Eropa . Sekitar tahun 1790 sebuah sepeda
pertama berhasil dibuat di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby
Horses dan Celeriferes yang ada terdiri dari
dua roda pada sebuah rangka kayu. Sejak awal abad ke-18, Perancis sudah mengenal alat
transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Pada masa lalu velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk kepada hasil rancangan bangun kendaraan dua
roda, yang pada masa itu digunakan untuk menamai sepeda.Yang pasti,
konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat
"primitif". Ada yang mengatakan tanpa engkol, pedal tongkat kemudi
(setang). Ada juga yang mengatakan sudah mengenal engkol dan setang, tapi
konstruksinya dari kayu.
Baron Karls Drais von Sauerbronn yang berkewarganegaraan
Jerman pantas disebut sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von
Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi
kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, von Sauerbronn membutuhkan sarana transportasi yang bermobilitas tinggi. Akan tetapi, model yang dikembangkan von Sauerbronn
masih tidak jelas bentuknya, antara sepeda dengan kereta kuda. Hal ini menyebabkan masyarakat
menjuluki sepeda ciptaan von Sauerbronn sebagai dandy horse.
Kirkpatrick MacMillan seorang pandai besi kelahiran Skotlandia berhasil membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda pada tahun 1839. Mesin khusus dalam hal ini tentu saja bukan seperti mesin yang dimiliki sepeda motor, tetapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan oleh engkol lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun
sudah menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Ernest Michaux seorang penemu dari Perancis berhasil membuat pemberat engkol yang membuat laju sepeda memjadi lebih stabil pada tahun 1855. Sedangkan Pierre Lallement seorang Perancis lainnya berhasil memperkuat
roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal
sebagai pelek atau velg) pada tahun1865. Lallement juga
yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Kemajuan paling
signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan yang menyusul kian baiknya teknik penyambungan
besi serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety (keamanan) dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan sehingga goyangan dan guncangan yang terjadi saat mengendarai sepeda sering
membuat pengendara sepeda mengalami sakit pinggang. Masyarakat sering menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker
(penggoyang tulang). Saat era 1880-an, sepeda tiga roda dianggap lebih aman untuk wanita atau laki-laki yang memiliki kaki pendek untuk mengayuh sepeda konvensional.
Sepeda roda dua kembali
mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada tahun 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi
berguncang. Penemuan lain seperti
rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, stang yang bisa
digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu,
berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi. Amerika dan Eropa menjadi pioner penggunaan
sepeda sebagai alat transportasi pada masa itu.
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan
model. Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya, antara lain:
Sepeda gunung digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki
suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
Sepeda jalan
rayadigunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruhan yang
ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan
sampai 27.
BMX merupakan kependekan dari bicycle
moto-cross. BMX merupakan sepeda yang digunakan untuk atraksi maupun untuk
penggunaan sehari-hari.
4. Sepeda mini
Sepeda mini adalah sepeda anak-anak,
baik yang beroda dua maupun yang beroda tiga.
5. Sepeda angkut
Sepeda yang termasuk dalam kelompok
ini adalah sepeda kumbang dan sepeda pos.
6. Sepeda lipat
Sepeda lipat merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik sehingga bisa
dibawa ke mana-mana dengan mudah. Dewasa ini sepeda lipat sangat popular di
kalangan masyarakat Indonesia.
7. Sepeda Balap
Sepeda balap merupakan sepeda yang
model handlernya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
8. Sepeda Fixie
Sepeda fixie menggunakan
sistem kecepatan yang fixed/tetap yang
membuat ayunan pedal rotasi terus
berputar, sehingga untuk melakukan pengereman, pengemudi
sepeda fixie harus
mengurangi kekuatan dengan melawan arah putaran pedal, atau yang biasa disebut
sistem “Trape Door ”.
Dewasa ini budaya bersepeda di Yogyakarta
kian meluntur. Pasalnya, aspek keamanan dan kenyamanan pengendara
sepeda belum
diperhatikan oleh
semua pihak. Faktor keamanan dan
kenyamana bagi pengendara sepeda
belum dapat terpenuhi sehingga melanggar
hak masyarakat yang bersepeda. Digunakannya jalur sepeda untuk berjualan atau sebagai jalur bagi transportasi lain
tentu mengganggu kenyamanan pengendara sepeda. Terlebih lagi dengan pertambahan volume
kendaraan di Yogyakarta selain meningkatkan emisi karbon yang bisa berpengaruh
pada kesehatan manusia. Hal ini juga membuat pengendara sepeda menjadi tidak
nyaman dalam berkendara karena kendaraan bermotor biasanya tidak terlalu peduli
pada pengendara sepeda.
Selain itu, implementasi bersepeda di kalangan pejabat pemerintah juga belum berjalan dengan efektif. Jika
semua pejabat membudidayakan bersepeda, masyarakat pun akan mengikuti pemimpinnya. Namun
sayangnya hal ini masih belum bisa terjadi di Indonesia karena sebagian besar
pejabat di Indonesia lebih suka memakai mobil mewah daripada transportasi yang
merakyat seperti sepeda. Menurut
Suparlan yang merupakan
Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta, lunturnya budaya bersepeda tidak hanya
terjadi di Yogyakarta tetapi di semua kota di Indonesia. Jika orang sudah merasa tidak aman
dan nyaman menggunakan jalan, maka
ia cenderung memilih transportasi lain.
Sejak dahulu,
selain dikenal sebagai 'Kota Pelajar', Jogja juga dikenal sebagai 'Kota
Sepeda'. Hal itu dikarena di kota ini banyak
sekali sepeda yang
sehari-harinya dikendarai pelajar, guru dan para pegawai. Sepeda bisa disebut
sebagai kendaraan
warisan dari zaman sebelum sepeda motor menjadi barang lumrah yang bisa dibeli
dengan cicilan. Pada zaman keemasannya, sepeda itu layaknya sepeda motor di
zaman sekarang. Membuat pemiliknya merasa bangga karena punya kendaraan pribadi, walaupun belum dalam kategori
mewah. Saat itu
yang masuk dalam kategori kendaraan mewah adalah sepeda motor dan mobil. Sedangkan kendaraan
pribadi lain yang
ada
pada saat itu
adalah kendaraan tradisional yang umumnya hanya dimiliki oleh keluarga
bangsawan seperti kereta
kuda. Kendaraan
umum pada
waktu itu adalah andong, delman, dokar, becak, dan bis kota atau trem. Jika sekarang sepeda motor menjadi
raja di jalanan, pada zaman dahulu sepeda juga jadi penguasa
jalanan.
Tidak mengherankan
jika sampai sekarang sepeda masih
menjadi salah satu kendaraan pribadi yang masih banyak dipakai oleh masyarakat
Jogja. Selain disebabkan
oleh nilai
historisnya, hal ini
juga karena masyarakat Jogja
sudah terbiasa dengan sepeda sejak kanak-kanak.
Yogyakarta juga mempunyai slogan Segosegawe untuk
mengkampanyekan penggunaan sepeda di daerah Yogyakarta. Segosegawe ini
merupakan akronim dari 'sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe' yang berasal
dari bahasa Jawa. Arti kata sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe dalam bahsa
Indonesia adalah penggunaan sepeda untuk sekolah dan untuk bekerja.
Dewasa ini sepeda onthel juga sedang menjadi primadona
di kalangan masyarakat.
Bahkan sepeda onthel lawas pun ada yang harganya sampai puluhan juta. Oleh karena itu, sepeda selain akan
tetap menjadi kendaraan pribadi yang sehat dan juga
tetap bergengsi. Selain sepeda onthel, sepeda fixie juga sedang menjadi tren saat ini. Sepeda fixie ini sedang menjadi primadona di
kalangan anak muda. Sepeda lipat atau akrab disebut dengan seli juga sedang
banyak digandrungi oleh masyarakat. Segi kepraktisan dan kemudahan dalam
membawa dan memakai dimana dan kapan saja menjadi salah satu daya tarik dari
sepeda ini.
Namun, akhir-akhir ini budaya sepeda mulai ditinggalkan oleh
masyarakat Jogja. Saat
ini banyak masyarakat Jogja yang sudah beralih dari sepeda dan menggunakan
kendaraan bermotor. Hal ini sebagian besar disebabkan karena kendaraan
bermotor dianggap
lebih praktis, dan efisien.
Untuk mendukung penggunaan sepeda Pemerintah Kota
Yogyakarta telah membuat jalur sepeda yang tidak hanya berada di jalan protokol
namun sampai masuk ke kampung-kampung. Dengan adanya jalur alternatif yang
dibuat bagi para pengendara sepeda diharapkan juga mampu menarik minat
masyarakat untuk menggunakan sepeda. Selain
itu disetiap traffic light juga sudah disediakan ruang tunggu bagi sepeda. Pemerintah
juga menggadakan acara car free day untuk mengajak masyarakat
menggunakan sepeda.
Jika para karyawan atau pekerja gencar mengadakan bike to work. Para pelajar pun tidak
kalah gencar mengadakan kampanye bike to
school. Mahasiswa pun tidak mau kalah dengan menggalakan sepeda goes to campus. Di lingkungan kampus UNY khususnya sudah tersedia lahan parkir
khusus untuk sepeda. Pengguna sepeda di lingkungan kampus pun semakin
meningkat. Tidak hanya mahasiswa yang mulai menggunakan sepeda sebagai sarana
transportasi, dosenpun sudah mulai ada yang memakai sepeda sebagai alat
transportasi.
Adanya berbagai acara fun
bike atau sepeda gembira pun membuat budaya bersepeda pelan-pelan mulai muncul
kembali dan menunjukkan eksistensinya. Dengan bersepeda kita bisa berkontribusi
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan karena bisa tomengurangi kendaraan
bermotor yang selama ini menjadi sumber utama polusi udara dan suara.
BAB III
A. KESIMPULAN
1. Sejarah sepeda
adalah sebagai berikut:
Sejarah sepeda bermula dari Eropa .
Sekitar tahun 1790 sebuah sepeda pertama berhasil dibuat di Inggris dan diberi
nama Hobby Horses dan Celeriferes yang ada terdiri dari dua roda pada sebuah rangka kayu. Awal abad ke-18, Perancis sudah mengenal alat
transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Tahun 1818, Baron Karls Drais von Sauerbronn membuat alat
transportasi roda dua yang bentuknya, antara sepeda dengan kereta kuda. Hal ini menyebabkan masyarakat
menjuluki sepeda ciptaan von Sauerbronn sebagai dandy horse.
Kirkpatrick MacMillan seorang pandai besi kelahiran Skotlandia berhasil membuatkan
"mesin" khusus untuk sepeda yang berupa engkol yang dikaitkan
pada pedal pada tahun 1839. Ernest Michaux seorang penemu dari Perancis berhasil membuat pemberat engkol yang membuat laju sepeda memjadi lebih stabil pada tahun 1855. Sedangkan Pierre Lallement seorang Perancis lainnya berhasil memperkuat
roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal
sebagai pelek atau velg) pada tahun1865. Lallement juga
yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda
belakang.
Sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di
Coventry, Inggris pada tahun 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi
berguncang. Penemuan lain seperti
rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, stang yang bisa
digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda.
2. Jenis-jenis sepeda
adalah sepeda gunung, sepeda jalan
raya, sepeda BMX, sepeda mini,
sepeda angkut, sepeda lipat, sepeda balap, sepeda fixie.
3. Budaya
bersepeda pada saat ini mulai berkurang dibandingkan pada zaman dahulu.
Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor yang lebih efisien dan
lebih praktis daripada sepeda. Namun, akhir-akhir ini budaya bersepeda sudah
mulai digalakan dan masyarakat sudah mulai sadar akan dampak positif dari
sepeda yang tidak mencemari lingkungan dan sudah mulai beralih menggunakan
sepeda lagi.
4. Upaya-upaya
dalam melestarikan budaya bersepeda adalah pembuat jalur sepeda yang tidak hanya
berada di jalan protokol namun sampai masuk ke kampung-kampung, membuat jalur
alternatif yang dibuat bagi para pengendara sepeda, adanya ruang tunggu bagi sepeda disetiap traffic light, adanya acara car free day, kampanye bike to work, bike to school, dan sepeda goes to campus, serta adanya berbagai acara fun bike atau sepeda gembira pun membuat budaya bersepeda
pelan-pelan mulai muncul kembali dan menunjukkan eksistensinya.
B. SARAN
Dengan bersepeda kita bisa
berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan lingkungan karena bisa tomengurangi
kendaraan bermotor yang selama ini menjadi sumber utama polusi udara dan suara.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Asal-usul
Sepeda Pertama di Indonesia. Diakses
dari http://www.gowes.org/asal-usul-sepeda-pertama-di-dunia.html . pada 2
April 2012.
. 2011.Sejarah Sepeda
Fixie atau Fixed Gear .Diakses
dari http://www.gowes.org/sejarah-sepeda-fixie-atau-fixed-gear.html. pada 2 April
2012.
. 2012. SKL Eksis
Pertahankan Budaya Sepeda di Jogja. Diakses dari http://www.tnol.co.id/id/community/interestgroup/12670-skj-eksis-pertahankan-budaya-sepeda-di-jogja.html.
pada 3 April 2012.
. 2011. Sejarah Sepeda. Diakses dari http://www.slideshare.net/kholesahmad/sejarah-sepeda-9946940 . pada 2 April
2012.
Arif,
Ahmad. 2010. Melihat Indonesia Dari
Sepeda. Jakarta: Penerbit Kompas.
Pramesti, Olivia Lewi. 2012. Budaya
Bersepeda Kian Luntur. Diakses
dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/03/budaya-bersepeda-kian-luntur. pada 2 April
2012.
Suhaepi, Epi. 2011. Usangnya
Budaya Bersepeda. Diakses
dari http://lampungpost.com/surat-pembaca/4881-usangnya-budaya-bersepeda.html.
pada 3 April 2012.
Subscribe to:
Posts (Atom)